Sabtu, 07 Januari 2012

UTS Metodologi Penelitian


NAMA              : DORA WULANDARI
NIM                  : 0908036034
PROGRAM       : MAP
MATA UJIAN  : Metodologi Penelitian
DOSEN            : Prof. DR. Sofyan Saad
Hari/Tanggal  : Sabtu/21 November 2009

UJIAN TENGAH SEMESTER

1.      Jelaskan metodologi penelitian pendidikan secara Ontologi, Aksiologi, Dan Epistemologi ?
Metode Penelitian Pendidikan dipandang secara :
a. Ontologi yaitu
membahas tentang apa yang dipelajari (materi), mencakup jenis – jenis penelitian dan tujuannya, masalah, teori, hipotesis, populasi, sample.
b. Epistimologi yaitu
tentang bagaimana cara untuk memperolehnya secara epistimologi, memperolehnya dengan cara induktif (ratio) dan deduktif yaitu melalui pengamatan berupa kajian – kajian untuk mendapatkan sesuatu adalah mempelajarinya.
c. Aksiologi yaitu
untuk apa metodologi itu di pelajari, tujuan melakukan penelitian dan penelitian akan di dapat dengan memperluas pemikiran.

2.      Uraikan tujuan penelitian secara komprehensif

Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat
a.       penemuan,
Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. misalnya, menemukan metode mengajar yang efektif, efesien dan menyenangkan;
b.      Pembuktian
Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu. misalnya, mengembangkan metode pengajar yang telah ada sehingga menjadi lebih efektif. dan
c.       pengembangan., 
pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan. misalnya membuktikan keragu-raguan terhadap metode mengajar yang diimpor dari luar apakah efektif untuk di Indonesia atau tidak.

Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
penelitian yang akan digunakan untuk memahami masalah misalnya, penelitian tentang sebab-sebab mengapa setelah 60 tahun Indonesia merdeka, tetapi sumber daya manusia kita akan kalah dengan Negara tetangga, mengapa Negara kita yang kaya akan sumber daya alam, tetapi masyarakatnya banyak yang kelaparan. Penelitian yang bersifat memecahkan masalah misalnya, penelitian untuk menemukan model pendidikan efektif yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Penelitian yang bersifat antisipasi masalah, misalnya penelitian untuk mencari agar setelah pengumuman ujian atau kenaikan kelas anak-anak tidak hura-hura dijalan.

3.      Beri komentar anda tentang masalah penelitian

Masalah biasa didefinisikan sebagai kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, atau kesenjangan antara teori dengan praktik, kesenjangan antara cita dengan realita, atau sesuatu yang memerlukan jawaban dan penjelasan. Tidak selamanya, masalah dapat menggambarkan kesenjangan, tapi terkadang juga merupakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Setidaknya ada dua kualifikasi masalah yang baik, yakni mempunyai nilai penelitian dan layak untuk diteliti. Masalah itu harus memiliki nilai penelitian, yakni dapat diuji, orisinal, dan urgen untuk diteliti, serta dapat memberikan kontribusi terhadap  pegembangan ilmu, kebijakan atau yang sebangsanya. Kemudian masalah juga harus didukung oleh data dan tidak ada kendala bagi peneliti untuk mengakses data tersebut dari sumber-sumber primernya

Macam2 masalah :
1.      Masalah deskriptif biasanya digunakan untuk model-model penelitian variabel tunggal, atau beberapa variabel tapi tidak mengukur intercorelatioanlnya, dan peneliti bermaksud hanya mendeskripsikan masing-masing variabel tersebut
2.      Masalah komparatif dikembangkan jika penelitian dilakukan untuk membandingkan satu atau lebih variabel dalam dua kelompok sampel
3.      Masalah asosiatif dikembangkan untuk penelitian yang bertendensi untuk menjelaskan pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih

Rumusan masalah yang baik :
              Didukung oleh latar belakang masalah dan pejelasan mengenai pentingnya masalah diteliti
  Memuat variabel-variabel dan kaitan antar variabel yg mjd perhatian peneliti
  Memberikan penjelasan atau definisi setiap variabel (konseptual & operasional)

4.      Jelaskan stratified proporsional random sampling, beri contoh
Teknik sampling random strata proporsional digunakan apabila proporsi ukuran subpopulasi atau jumlah satuan elementer dalam setiap strata relatif seimbang atau relatif sama besar. Dalam sampel strata proporsional, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap strata dengan berpatokan pada pecahan sampling (sampling fraction) yang sama yang digunakan. Pecahan sampling adalah angka yang menunjukkan persentase ukuran sampel yang akan diambil dari ukuran populasi tertentu.
Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menyeleksi setiap unit sampling yang sesuai dengan ukuran unit sampling. Keuntungannya ialah aspek representatifnya lebih meyakinkan sesuai dengan sifat-sifat yang membentuk dasar unit-unit  yang mengklasifikasinya, sehingga mengurangi keanekaragamannya. Karakteristik-karakeristik masing-masing strata dapat diestimasikan sehingga dapat dibuat perbandingan. Kerugiannya ialah membutuhkan informasi yang akurat pada proporsi populasi untuk masing-masing strata. Jika hal tersebut diabaikan maka kesalahan akan muncul.
Populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogeny dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latak belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.

5.      Bedakan penelitian kualitatif dan kuantitatif

Pertama: pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran,
definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti
hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan
kualitatif lebih mementingkan proses dibandingkan hasil. Oleh karena itu
urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung kondisi dan banyaknya
gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan
hal-hal yang bersifat praktis. Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya
variabel-variabel sebagai obyek penelitian. Penelitian kuantitatif memerlukan
adanya hipotesa dan pengujiannya yang akan menentukan tahapan berikutnya
seperti teknik analisa dan teknik statistik yang akan digunakan. Pendekatan
kuantitatif lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran
angka statistik.

Kedua: jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, dasar teori
sebagai pijakan ialah adanya interaksi dari suatu gejala dengan gejala lain
yang ditafsirkan berdasarkan sudut pandang yang bersangkutan dengan cara
mencari makna dari gejala yang sedang diteliti. Lain halnya dengan
pendekatan kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada hal-hal yang bersifat
kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata atau terukur.

Ketiga: tujuan utama penelitian kualitatif adalah mengembangkan
pengertian, konsep-konsep yang pada akhirnya menjadi teori, tahap ini
dikenal sebagai “grounded theory research”. Sebaliknya pendekatan
kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, mengungkap fakta, menunjukkan
hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, serta menaksir dan
meramalkan hasilnya.

Keempat: melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat
umum, dan berubah-ubah/berkembang sesuai dengan situasi lapangan. Desain
hanya digunakan sebagai asumsi dalam melakukan penelitan. Oleh karena itu,
desain harus fleksibel dan terbuka. Lain halnya dengan desain penelitian
kuantitatif. Desainnya terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang
mungkin. Desain penelitian kuantitatif bersifat spesifik dan detil karena
merupakan suatu rancangan yang akan dilaksanakan sebenarnya. Jika
desainnya salah, hasilnya menyesatkan.
Kelima: pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif,
maksudnya data dapat berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun
dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, dan catatan-catatan lapangan
saat penelitian dilakukan. Sebaliknya penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif datanya bersifat kuantitatif/angka-angka.

Keenam: sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena
pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sampel didasarkan pada
kualitasnya bukan jumlah. Ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah
\satu kunci keberhasilan penelitian kualitatif. Sampel dipandang sebagai
sampel teoretis dan tidak representatif. Pada pendekatan kuantitatif, jumlah
sampel besar karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin besar sampel
akan merepresentasikan kondisi riil. Karena pada umumnya pendekatan
kuantitatif membutuhkan sampel yang besar maka stratafikasi sampel sangat
diperlukan.

Ketujuh: Jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka yang
bersangkutan menggunakan teknik observasi terlibat langsung, seperti
dilakukan oleh peneliti bidang antropologi dimana peneliti terlibat langsung
dengan yang diteliti. Jika pendekatan kuantitatif diterapkan maka teknik yang
digunakan berbentuk observasi terstruktur, survei menggunakan kuesioner,
dan eksperimen. Dalam melakukan interview biasanya diberlakukan
interview terstruktur untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Teknik
mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data yang diperlukan untuk menguji
hipotesis.

Kedelapan: dalam kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan
yang diteliti. Hubungan yang dibangun antara peneliti dengan sumber data
didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam praktiknya, peneliti melakukan
hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila sampelnya itu
manusia, maka yang menjadi responden diperlakukan sebagai partner bukan
obyek penelitian. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif
peneliti mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan tersebut seperti
hubungan antara subyek dan obyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
tingkat obyektivitas yang tinggi. Pada umumnya penelitiannya berjangka
waktu pendek.

Kesembilan: Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif
dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian,
konsep-konsep untuk membangunan teori baru. Analisa data penelitian
kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris terhadap teori yang dipakai dan
dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan
menggunakan sarana statistik.

Berdasarkan uraian di atas, kedua pendekatan tersebut masing-masing
mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pendekatan kualitatif banyak
memakan waktu, reliabilitasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku,
desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang
berskala besar dan pada akhirnya hasil penelitian terkontaminasi oleh
subyektifitas peneliti. Pendekatan kualitatif memunculkan kesulitan dalam
mengontrol variabel yang berpengaruh terhadap proses penelitian baik
langsung ataupun tidak langsung. Untuk menciptakan validitas yang tinggi
diperlukan kecermatan dalam proses penentuan sampel, pengambilan data
dan juga penentuan alat analisisnya.

KUALITATIF
KUANTITATIF
Makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu),  meneliti
hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif lebih
.
Memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik.

mementingkan proses dibandingkan hasil. Oleh karena itu urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung kondisi dan banyaknya  gejala-gejala yang ditemukan
Mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian
Pijakan ialah adanya interaksi dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsirkan berdasarkan sudut pandang yang bersangkutan dengan cara mencari makna dari gejala yang sedang ditelit
Berpijak pada hal-hal yang bersifat
kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata atau terukur
Mengembangkan pengertian, konsep-konsep yang pada akhirnya menjadi teori
Menguji teori, mengungkap fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, serta menaksir dan meramalkan hasilnya.

Bersifat deskriptif, data dapat berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun
dalam bentuk lainnya
Datanya bersifat kuantitatif/angka-angka
Penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya bukan jumlah
Membutuhkan sampel yang besar maka stratafikasi sampel sangat diperlukan.

Menggunakan teknik observasi terlibat langsung
Teknik yang digunakan berbentuk observasi terstruktur, survei menggunakan kuesioner, dan eksperimen.
Tidak mengambil jarak dengan yang diteliti, Hubungan yang dibangun didasarkan pada saling kepercayaan
Mengambil jarak dengan yang diteliti, hubungan antara subyek dan obyek
Bersifat induktif

Bersifat deduktif


6.      Uraikan
a.      Penelitian ilmiah
Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena [1]. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.

Tiga tahap penelitian ilmiah :

Penelitian ilmiah biasanya melalui tiga tahap yaitu: konseptualisasi, operasionalisasi, dan observasi.


b.      Metode ilmiah

Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari
oleh proses berpikir ilmiah yang dituangka dalam metode ilmiah. Metode
ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah mengandung dua
unsur penting yakni pengamatan (observation) dan penalaran (reasoning).
metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin
diterima sebagai suatu kebenaran maka pernyataan tersebut harus dapat
diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik (berdasarkan fakta).
Terdapat empat langkah pokok metode ilmiah yang akan mendasari
langkah-langkah penelitian yaitu:

1. Merumuskan masalah; mengajukan pertanyaan untuk dicari
jawabannya. Tanpa adanya masalah tidak akan terjadi penelitian,
karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah. Rumusan
masalah penelitian pada umumnya diajukan dalam bentuk
pertanyaan..

2. Mengajukan hipotesis; mengemukakan jawaban sementara (masih
bersifat dugaan) atas pertanyaan yang diajukan sebelumnya.
Hipotesis penelitian dapat diperoleh dengan mengkaji berbagai teori

berkaitan dengan bidang ilmu yang dijadikan dasar dalam perumusan
masalah. Peneliti menelusuri berbagai konsep, prinsip, generalisasi
dari sejumlah literatur, jurnal dan sumber lain berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Kajian terhadap teori merupakan dasar dalam
merumuskan kerangka berpikir sehingga dapat diajukan hipotesis
sebagai alternatif jawaban atas masalah.

3. Verifikasi data; mengumpulkan data secara empiris kemudian
mengolah dan menganalisis data untuk menguji kebenaran hipotesis.
Jenis data yang diperlukan diarahkan oleh makna yang tersirat dalam
rumusan hipotesis. Data empiris yang diperlukan adalah data yang
dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Dalam hal ini, peneliti
harus menentukan jenis data, dari mana data diperoleh, serta teknik
untuk memperoleh data. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis
dengan cara-cara tertentu yang memenuhi kesahihan dan
keterandalan sebagai bahan untuk menguji hipotesis.

4. Menarik kesimpulan; menentukan jawaban-jawaban definitif atas
setiap pertanyaan yang diajukan (menerima atau menolak hipotesis).
Hasil uji hipotesis adalah temuan penelitian atau hasil penelitian.
Temuan penelitian dibahas dan disintesiskan kemudian disimpulkan.
Kesimpulan merupakan adalah jawaban atas rumusan masalah
penelitian yang disusun dalam bentuk proposisi atau pernyataan yang
telah teruji kebenarannya.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, penelitian ilmiah merupakan
kegiatan yang dilaksanakan untuk mengkaji dan memecahkan suatu
masalah menggunakan prosedur sistematis berlandaskan data empirik.
Berdasarkan proses tersebut di atas, mulai dari langkah kajian teori sampai
pada perumusan hipotesis termasuk berpikir rasional atau berpikir deduktif.
Sedangkan dari verifikasi data sampai pada generalisasi merupakan proses
berpikir induktif. Proses tersebut adalah wujud dari proses berpikir ilmiah.
Itulah sebabnya penelitian dikatakan sebagai operasionalisasi metode ilmiah.

c.       Metode sejarah
Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau sistematis dan objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau itu.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan permasalahan dengan metode ini adalah paling rendah. Data yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan orang lain seperti surat-surat arsip atau dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika ditujukan kepada kehidupan pribadi seseorang, maka penelitian disebut penelitian biografis.
Penelitian ini juga dilihat sepintas sama dengan penelitian deskriptif. Keduanya sama-sama menggunakan penggambaran secara komprehensif tentang objek atau subjek penelitian. Yang membedakan dalam penelitian sejarah, peneliti lebih memfokuskan pencarian data dengan metode wawancara pada pelaku sejarah, misalnya para pimpinan yang terlibat dan tokh-tokoh masyarakat yang mengalami dan menggunakan sumber-sumber lain termasuk objek peninggalan kejadian, prasasti, dan buku-buku yang berkaitan erat dengan peristiwa yang diteliti. Tujuan dari kegiatan tersebut ialah untuk memperoleh gambaran secara objektif terhadap peristiwa besar atau objek yang diteliti. Di negara berkembang termasuk di Indonesia ini,penelitian sejarah belum menjadi perhatian yang serius oleh para ahli dibidangnya. Oleh karena itu, tidak aneh jika terjadi penyimpangan terhadap objektivitas yang dapat berakibat seperti berikut :
1.      Peristiwa besar dalam kehidupan masyarakat yang diambil dengan metodologi penelitian yang valid masih kurang.
2.      Peristiwa biasa menjadi legendaris dan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
3.      Banyak digunakan oleh para penguasa untuk memperoleh legitimasi yang lebih besar dan melanggengkan kekuasaannya.

d.      Penelitian kepustakaan/penelitian murni
Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research ) LIPI memberi definisi sebagai berikut. Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai.
Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan pada pemanfaatan hasil penelitian tersebut untuk manusia masyarakat.
Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hokum-hukumnya. Pengetahuan ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-masalah praktika, walaupunia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk masalah tersebut. Tugas penelitian terapanlah yang akan menjawabmasalah-masalah praktis tersebut.
Charters (1920) menyatakan bahwa penelitian dasar terdiri atas hainya pemilihan sebuah masalah khas dari sumber mana saja, dan secara hati-hati memecahkan masalah tersebut tanpa memikirkan kehendak sosial atau ekonomi ataupun masyarakat. Contoh penelitian murni misalnya penelitian tentang gene,tentang nucleus, dan sebagainya.

e.       Fungsi teori
Kajian pustaka dan kerangka teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat. (UM, 2005). fungsi kajian pustakan meliputi; (1) mengetahui sejarah masalah penelitian, (2) membantu memilih prosedur, (3) memahami latar belakang teoritis masalah penelitian, (4) mengetahui manfaat penelitian sebelumnya, (5) menghindari duplikasi, dan (6) memberikan pembenaran pemilihan masalah penelitian.

Amirin (2000) memaparkan bahwa kajian pustaka juga digunakan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan diangkat menjadi topik penelitian serta untuk menjelaskan kedudukan masalah dalam tempatnya yang lebih luas. Konstruksi teoritik yang ada dalam kajian pustaka akan memberikan landasan bagi penelitian. Sehingga sumbangan kajian pustaka pada penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Konstruksi Teoritik sebagai Dasar
Penelitian apa pun tidak akan terlepas dari kerangka teori. Penelitian tidaklah berarti tanpa teori sama sekali. Paling tidak sebagai pegangan atau pedoman untuk memberikan asumsi atau postulat, prinsip, teori, konsep, preposisi dan definisi operasional.
2.       Konstruksi Teoritik sebagai Tolok Ukur
Penelitian tindakan berupaya untuk meningkatkan kinerja pembelajaran atau proses kegiatan pembelajaran sehingga perlu sarana untuk mengontrol baik tidaknya prosedur yang digunakan. Kerangka teori dapat membantu sebagai ukuran patokan (standart atau tolok ukur) yang dimaksud.
3.      Konstruksi Teoritik sebagai Sumber Hipotesa
Hipotesa pada umumnya dimunculkan dari kajian teori. Teori-teori yang diragukan akan dicoba dan diuji kembali sehingga terbentuklah hipotesa. Dasar rasional mengapa harus diuji kembali karena pembuktian secara teoritis harus diimbangi dengan pembuktian secara empiris.

7.      Tulis judul penelitian saudara :

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP ETOS KERJA GURU.

Latar Belakang
Dari hasil kajian empiris menunjukan bahwa peningkatan kinerja sekolah sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang dikembangkan dalam sekolah tersebut, dimana nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah, tentunya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidikan, yang memiliki peran dan fungsi untuk mengembangkan, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada para siswanya. Budaya sekolah terbentuk dari eratnya kegiatan akademik dan kesiswaan, seperti dua sisi mata uang logam yang tak dapat dipisahkan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam dalam bidang keilmuan, keolahragaan, dan kesenian membuat siswa dapat menyalurkan minat dan bakatnya masing-masing.
Upaya untuk mengembangkan budaya di sekolah tidak lepas dari peran kepala sekolah selaku leader dan manajer. Dalam hal ini, pimpinan sekolah hendaknya mampu melihat lingkungan organisasinya secara holistik, sehingga diperoleh kerangka kerja yang lebih luas guna memahami masalah-masalah yang sulit dan hubungan-hubungan yang kompleks di sekolahnya. Melalui pendalaman pemahamannya tentang budaya sekolah, maka ia akan lebih baik lagi dalam memberikan penajaman tentang nilai, keyakinan dan sikap yang penting guna meningkatkan stabilitas dan pemeliharaan lingkungan belajarnya.
Kepemimpinan adalah kemampuan tiap pimpinan di dalam mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya sedemikian rupa sehingga para bawahannya bekerja dengan rasa bergairah, bersedia bekerja sama dan mempunyai disiplin yang tinggi, dimana para bawahan diikat dalam kelompok secara bersama-sama dan mendorong mereka ke suatu tujuan tertentu (Taufik, 2002).  Gaya kepemimpinan kepala sekolah dapat menentukan apakah suatu organisasi sekolah mampu mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan atau tidak.  Sehingga gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan rangkaian kegiatan penataan yang diwujudkan sebagai kemampuan yang dapat mempengaruhi perilaku guru dalam hal ini etos kerjanya  agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Etos kerja seorang guru  adalah selalu membangun suasana ilmiah, memberikan kesempatan kepada siswa belajar dengan berbagai sumber belajar, dan membangun makna baik melalui interaksi sosial maupun interkasi personal serta menginternalisasi cara yang diperoleh, dan penerapan dalam kehiduan sehari-hari. Etos kerja yang tinggi dapat dirasakan apabila budaya sekolah yang kondusif dan kepemimpinan kepala sekolah memiliki gaya yang mendukung guru sebagai figur yang berhadapan langsung dengan siswa. Tetapi budaya sekolah yang kondusif seperti apa dan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang mana yang dapat meningkatkan etos kerja guru, hal inilah yang ingin diangkat sebagai masalah dalam penelitian ini.

a.      Masalah Penelitian
Masalah dalam penelitian ini adalah :
1.      Seberapa besar pengaruh Budaya sekolah terhadap etos kerja guru ?
2.      Seberapa besar  pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap etos kerja guru ?
3.      Seberapa besar pengaruh  budaya sekolah dan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap etos kerja guru ?
4.      Bagaimana deskriptif efektifitas gaya kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan etos kerja guru

b.      Variabel/fokusnya
Variabel Independen adalah Budaya sekolah ( X1 ) dan gaya kepemimpinan kepala sekolah ( X2 ) dan Variabel dependen adalah Etos kerja guru ( X3 )

c.       Hipotesis penelitian/pertanyaan penelitian
1.      Budaya sekolah berpengaruh signifikan terhadap etos kerja guru
2.      Gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap etos kerja guru
3.      Budaya sekolah dan gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap etos kerja guru

d.      Hipotesis statistik
1.      Ho : p = 0 berarti tidak ada pengaruh
2.      Ho : p = 0 berarti ada pengaruh yang positif atau negative secara signifikan

Daftar pustaka.
3.      blog.fitk-uinjkt.ac.id/dede_rosyada/files/.../masalah-penelitian.ppt
4.      Sugiyono, Masalah Penelitian Administrasi, Alfabeta CV, Bandung, 2009
5.       Moleong, Lexy,J;  Metodologi Penelitian Kuaalitatif; Remaja Rosdakarya PT, Bandung, 2006
6.      Ridwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal penelitian, Alfabeta CV, Bandung, 2009